PWI Rohul Asah Kemampauan Wartawan Menulis Feature

Hz
Ia juga mengajak peserta, agar menulis feature harus melakukan penggalian lebih dalam, kemudian tulis dulu apa yang mau akan ditulis, agar bisa mengalir saat menyajikannya.
Di tempat sama, Syam Irfandi mengatakan, berkenaan dengan pariwisata, model jurnalisme sastrawi sangat cocok diterapkan dalam penulisan in-depth Feature karena dapat memberi nilai lebih pada rasa kepada pembaca.
“Bila sebuah tulisan adalah tubuh, jurnalisme sastrawi dianalogikan sebagai roh yang menghidupkan tulisan itu sendiri, sehingga pembaca benar- benar merasakan pengalaman penulis saat memaparkan liputan terkait pariwisata,” imbuh Syam
Lanjut Syam, meski ragam jurnalisme sastrawi menerapkan unsur- unsur sastra dalam penulisan, tetapi tetap mengutamakan kaidah jurnalistik.
“Ini karya jurnalistik, bukan fiksi, jadi tetap mengedepankan kaidah jurnalistik dalam penulisannya. Tetap ada unsur 5W1H, cover booth side bahkan wajib taat pada aturan sebagai mana tertuang pada kode etik jurnalistik, Pedoman Penulisan Ramah Anak serta berbagai regulasi atau undang- undang yang berlaku,” ungkap Syam lagi.
Syam menambahkan, karya jurnalistik dalam bentuk in-depth tidak akan pernah tergerus masa.
"Meskipun berita atau kejadiannya sudah berlangsung lama, namun tetap enak dibaca," jelas pria yang akrab disapa Pepen itu.
Di akhir kegiatan, Syam Irfandi menyerahkan buku berjudul "Dancing Of Paper" Selected Poems & Short Stories kepada Penasehet PWI Rohul Maruba P. Habeahaan, Engki Prima Putra dan Ketua PWI Rohul Amin Syukri.
Read more info "PWI Rohul Asah Kemampauan Wartawan Menulis Feature" on the next page :
Editor :Harun
Source : PWI Rohul